Jumat, 13 Januari 2012

YOUNG LEADERS SUMMIT 2011





Pada awal Desember kemarin sekitar 200 pemimpin muda mewakili beragam organisasi dan komunitas di seluruh Indonesia menghadiri acara Young Leaders Summit 2011. Young Leaders Summit adalah sebuah program yang menaungi para pemimpin muda seluruh Indonesia untuk bertukar ide dan gagasan agar dapat saling belajar dalam pengabdian masyarakat. Acara ini digelar mulai 2 Desember hingga 4 Desember 2011 di Villa Ariyanti, Puncak, Cisarua Bogor. Young Leader Summit 2011 bertema “Moral and Innovative Young Leaders for Indonesia.” Tujuan utama program ini adalah menjaga keharmonisan dalam perbedaan budaya, bangsa dan agama.
Acara yang dibuka dengan opening speech dari Dr. Siti Musdah Mulia dan Dr. Chandra Setiawan ini, dimulai dengan memberikan perkenalan terhadap Global Peace Festival (GPF) oleh James Poon yang menjadi pemerakasa kegiatan ini. Sesi selanjutnya diisi oleh Romo Magnis Susanto yang membawakan materi tentang unity in diversity, yang menitik beratkan pada pembahasan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Romo, sapaan akrab bagi pembicara disesi ini cukup banyak mengkritisi tenang buku-buku yang menimbulkan kerancuan pemahaman tentang Tuhan. Menurutnya agama adalah rahmat yang diberikan bagi Alam Raya, agama sebagai rahmat harus disikapi dengan baik bijak. Beragama dengan picik akan membawa pada kedisharmonisan. Diskusi yang cukup membuka pikiran tentang keharmonisan kehidupan beragama pun berlangsung dengan menarik, yang berakhir dengan kesimpulan bahwa agama adalah rahmat yang tidak boleh dijadikan senjata atas kepentingan tertentu.

Sesi selanjutnya membahas tentang new leadership paradigm for youth yang dibawakan oleh Regional President GPFF Asia-Pasific Jinroo Kim dan Zubaidah Yusuf. Pada sesi ini dibahas tentang isu korupsi dan kemiskinan yang banyak terjadi didunia dan bagaimana peran pemuda sebagai aset bangsa dapat mengatasinya, yang dapat dimulai dengan melakukan self centered mind set. Sesi materi terakhir pada hari tersebut diisi oleh M. Setiawan Kusmulyono dan Anton Abdul Fatah yang membahas tentang Community Driven Development. Pada sesi ini peserta diajarkan tentang langkah-langkah dalam membuat dan mengembangkan suatu komunitas serta contoh best practice dari komunitas agro-forestry yang dikembangkan oleh Kang Anton.
Setelah sesi materi yang menginspirasi, malam harinya dilakukan sharing best practice dari para peserta tentang komunitas dan kegiatan yang telah mereka lakukan. Proses sharing ini dibagi menjadi 4 cluster yaitu, child and education, environment, social-entrepreneurship dan leadership. Setiap cluster mendiskusikan permasalahan yang terjadi dan solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Kegiatan hari tersebut kemudian ditutup dengan culture/art performance dari setiap peserta.
Keesokan harinya seluruh peserta turun kepada masyarakat untuk melakukan social project. Namun sebelum turun kemasayarakat diberikan pembekalan oleh GPF Director Malaysia, Teuku Noval tentang materi kerelawanan dan ditutup dengan materi social project oleh kang Goris Mustaqim. Kegiatan social project ini dibagi dalam beberapa area, ada yang membantu mengajar di Taman Belajar dan ada pula yang membantu area persawahan daerah tersebut. Acara ini ditutup dengan presentasi social project yang dilakukan oleh masing-masing kelompok.



Tidak ada komentar: